Si A dan Si B

Si A adalah seorang pendakwah, Si B adalah yang didakwahi.

A: Masuklah agamaku
B: Kenapa?
A: Banyak kebaikan dalam agamaku, dan banyak kelemahan dalam agamamu
B: Mari berdebat, siapa yang jalah harus masuk agama yang menang

Lalu mereka berdebat panjang lebar...
Kebetulan A kalah berdebat.

B: Kau kalah. Kau harus masuk agamaku
A: Tidak, aku hanya kalah bicara, aku tetap yakin kepada agamaku

B: Memang demikianlah adanya. Agama ibarat orangtua. Tidak ada orang yang rela orangtuanya dijelek-jelekkan. Sejelek apapun orangtua, pasti akan tetap dibela, dan berat untuk ditinggalkan. Karena memang sebaik-baiknya orang, selalu ada saja kesalahannya, kalau dicari-cari. Dan seburuk-buruknya orang, pasti ada kebaikannya, biarpun sedikit. Kalau kita belajar agama lain, hendaknya untuk menambah wawasan dalam menjalankan agama sendiri, bukan untuk menjatuhkan agama lain itu.

: